Antara Pahlawan atau Pecundang

"Jabatan yang tak sepadan dengan kemampuan diri, kerap mempermalukan diri "   Dalam sejarah, pekerjaan-pekerjaan besar hanya dapat...

"Jabatan yang tak sepadan dengan kemampuan diri, kerap mempermalukan diri "  

Dalam sejarah, pekerjaan-pekerjaan besar hanya dapat di selesaikan oleh mereka yang mempunyai naluri kepahlawanan. Tantangan-tantangan besar dalam sejarah hanya dapat dijawab oleh mereka yang mempunyai naluri ke pahlawanan, itu sebabnya kita menyebut para pahlawan orang yang besar dalam tanda kutip kepala desa juga seperti itu(seharusnya).

Itu sebabnya, kenapa kita dengan suka rela menyimpan rasa kagum kepada kepala desa. Karna masyarakat sudah memberikan kepercayaan agar ada sebuah perubahan yang jauh lebih baik dari pemimpin sebelumnya, mungkin karna seorang pemimpin selalu muncul dan hadir di saat sulit, hadir ketika masyarakat membutuhkan, menuntun ketika dalam kebingungan bukan sebaliknya kabur dan sembunyi ditengah banyaknya persoalan dan masalah. Potret kepala desa seperti inilah bisa dikata pemimpin bermental pecundang.

Kita semua menyadari bahwa pahlawan(kepala desa) bukanlah kiriman gratis dari langit, tapi iya regulasi dari niat perubahan yang dibungkus dengan usaha keras. Kepala Desa adalah hasil ahir dari sebuah kompetisi yang sangat rumit hingga pada akhirnya Tuhan memberi kepercayaan untuk memikul beban yang super rumit itu. Hingga Tuhan lebih percaya kepada kepala desa sekarang.

Sesuatu yang sangat nihil adalah ketika kita berusaha dengan usaha yang sangat maksimal hanya untuk meraih popularitas dan menjadi sanjungan bibir masyarakat dengan kedudukan yang di sandangnya dan ini adalah bagian dari mental pecundang. Masyarakan sudah mempercayakan pada anda dan Tuhan mengabulkan itu semua, itu artinya bahwa anda mempunyai tanggung jawab yang sangat rumit untuk bagai mana seorang pemimpin memberi kenyamanan dan perlindungan terhadap ummat yang dia pimpimin sebagaimana tanggung jawab pemimpin-pemimpin kita yang telah tiada.

Setiap manusia mempunyai naluri kepemimpinan. Baik pemimpin keluarga, ketua RT, kepala sekolah dll.  Sekurang-kurangnya menjadi pemimpin terhadap diri sendiri, oleh sebab itu Islam selalu memberi nasehat sebelum memimpin orang lain yang terpenting adalah kesiapan diri dan belajar memimpin diri sendiri. Mengenai pemimpin saya teringat dengan sabda Nabi “kullukumroen wakullukum mas’ulen anroiyatih” bahwa setiap manusia adalah pemimpin dan dia akan mempertanggung jawabkan di hadapan Tuhan atas kepemimpinan nya. Maka dari itu tanggung jawab akan amanah dari Allah dan mandate dari masyarakat ini akan menjadi persoalan yang sangat berat di hadapan Allah jika outpute dari kepemimpinan nya ini tidak di jalankan dengan semaksimal mungkin.

Tanggung jawab sangatlah penting dalam berorganisasi karna itulah yang menjadi bagian dari penilayan masyarakat terhadap kinerja seorang pemimpin. Maju dan mudurnya suatu organisasi itu dinilai bagai mana seorang pemimpin bersikap dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Sebab, itu bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah bayangan dari pemimpinya. Seperti yang banyak terjadi, bebasnya pendatang menangkap ikan tanpa izin, penangkapan ikan dengan menggunakan potasium, minuman keras merajalela bahkan beredarnya sabu-sabu. Semua ini adalah berkat ketidak tegasan dan kurangnya tanggung jawab seorang pemimpin terhadap tugasnya. Pemimpin seperti inilah bisa dikatakan pemimpin yang kurang kompeten dan tak mampu menjadi kontrol terhadap yang di pimpin.

Penulis : Muhammad Tanwir