PortalSapeken.com - Sebagai pimpinan KPK, pernyataan Saut Sitomorang yang menilai kader HMI banyak yang menjadi korup setelah menjadi pejaba...
![]() |
PortalSapeken.com- Sebagai pimpinan KPK, pernyataan Saut Sitomorang yang menilai kader HMI banyak yang menjadi korup setelah menjadi pejabat publik mungkin berangkat dari niat dan upaya pemberantasan korupsi. Mengingat pada prakteknya, tidak dipungkiri memang para kader hijau hitam dibeberapa kasus terseret dalam arus pusaran "setan" korupsi.
Tetapi, menggenaralisir kader HMI terlibat dalam praktek haram itu jelas sebuah pandangan yang tidak dibangun dengan dasar pemikiran yang utuh, dan sangat subjektif, bahkan terkesan tendensius. Apalagi jika sampai menilai HMI sebagai biang pangkal maraknya praktek korupsi yang terjadi belakangan ini.
Saya pribadi masih berkesimpulan, bahwa apapun yang terjadi pada kader HMI belakangan ini dalam dinamika politik dan hukum di Indonesia, tidak bisa mengurangi apalagi menanggalkan begitu saja kontribusi besar dari sejarah panjang organisasi ini dalam mengawal, menjaga dan membangun republlik ini. HMI telah berdarah-darah dalam hal ini. Dan itu faktanya!
Pun demikian, himbaun saya kepada seluruh kader agar tetap meresponnya dengan kepala dingin, tenang dan tidak emosional. Sebab, HMI yang saya tau adalah mereka yang dibiasakan, ditumbuh kembangkan lewat tradisi keilmuan yang rasional. Artinya, logika mereka masih "melek" meski berada dalam situasi kondisi dan tekanan yang berat.
HMI tetaplah HMI. Dia tidak akan berubah. Ia lahir dari rahim sejarah perjungan republik ini. Ia anak kandung bangsa ini, dan seterusnya akan menjadi pengawal cita-cita kebangsaan kita.
Jika saat ini HMI sedikit mengalami pergeseran nilai orientasi juang, maka disinilah saya menemukan makna dari pernyataan Saut Sitomorang, yang saya anggap sebagai sebuah pesan cintanya untuk HMI. Artinya HMI harus berbenah, melihat kembali ke dasar diri yang paling dalam dalam upaya menemukan kembali "ruh" juang para founding father organisasi ini. Mereka yang lahir, dididik dan dibesarkan hanya untuk mengabdi. Ya, hanya untuk itu mereka ada, "pengabdian".
Tak ada gading yang tak retak, kawan. Mari bersama lakukan perbaikan. Karena waktu selalu terbuka memberi kesempatan untuk bisa lebih baik. Bukankah ini sejalan dengan slogan kita, "Yakin Usaha Sampai"
*Firdausi Nurdin

COMMENTS